Minggu, 11 Agustus 2013

Assalamu'alaykum wr,sudah lama saya tidak menulis di blog. Soalnya sedang sibuk menyelesaikan novel pertama, doa'kan segera terbit.Amin

Pada kesempatan kali ini saya ingin mengkampanyekan GAM (Gerakan Anti Menggalau),saya prihatin dengan status galau yang menjangkiti sekaligus menghiasi dinding FB saya.Setidaknya status yang saya posting berikut ini menjadi sebuah referensi dalam berstatus :D. Ayo! lawan status galau !!! ;)



Minggu, 28 April 2013

Penyair Yang Terusir


Dianugerahi wajah ganteng tak selalu menyenangkan. Bisa-bisa malah dilarang masuk Saudi Arabia, seperti yang dialami pria bernama Omar Borkan Al Gala beserta dua pria lainnya, penyair asal Uni Emirat Arab (UEA) ini diusir dari Saudi Arabia minggu lalu saat menghadiri Janadriyah Heritage.

 
Tiga orang ini, beserta delegasi lainnya, sedang mempromosikan pariwisata UEA di festival tersebut saat rombongan polisi syariah menyerbu ruangan dan membawa mereka keluar dengan alasan: "mereka terlalu tampan".

Menurut surat kabar berbahasa Arab Elaph, pihak berwajib khawatir tiga pria tampan ini akan membuat jatuh hati para wanita yang hadir di festival tersebut. Namun di laporan resmi dari UEA, disebutkan bahwa pengusiran tiga pria tampan ini berhubungan dengan kemarahan polisi syariah Saudi Arabia karena di hari sebelumnya UEA mendatangkan satu aktris mereka yang dikenal seksi ke festival tersebut tanpa memberi tahu pihak berwajib, membuat kehebohan di kalangan pria-pria Arab Saudi.


Dengan mayoritas penduduk beragama Muslim Sunni, Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara yang sangat konservatif. Ia juga merupakan satu-satunya negara di dunia yang tidak mengizinkan perempuan untuk menyetir.

Lalu bagaimana nasib tiga pria yang dianggap terlalu tampan itu? Tak lama setelah diamankan petugas, Omar Borkan al Gala dan dua orang lainnya langsung dideportasi dan diterbangkan kembali ke Abu Dhabi, UEA. Dan mungkin mereka tak akan mau kembali lagi ke Saudi Arabia kecuali jika mereka mau memakai topeng.
Selama seminggu terakhir, nama tiga pria tersebut tidak dirilis media. Baru kemudian terungkap bahwa salah satu korban wajah tampan ini adalah aktor, fotografer, dan penyair populer asal UEA bernama Omar Borkan al Gala. Identitas dua pria lainnya masih belum diketahui.
 
tulisan ini dikutip dari (www.yahoo.co.id) dan foto diambil dari berbagai sumber

Minggu, 31 Maret 2013

PUISI



DERAP REVOLUSI
Oleh: Bramastyo Dhieka Anugerah


Setiap langkah adalah ibadah
Selama luruskan niat berbuat untukNya
Jiwa yang kelam menutupi persada
Pelita harapan berhimpun bagai senyawa yang bersahaja

Ombak perjuangan terngiang menembus awan
Derap langkah bercampur memar
Terdiam ataupun bersiul hanya akan membuat suasana semakin tertawan
Suara lantangmu hanya akan membuat gaduh seisi galaksi

Sayup angin berhembus tanpa henti
Menemani insan yang bergerak dan merasa ditinggalkan sendiri
Bulatkan tekad tegakkan panji revolusi
 Kuatkan kaki menapaki puncak tertinggi

Sukses revolusioner bukan saat kita berada dipuncak
Melainkan kala kita mau menikmati proses menuju puncak
Wahai, singa-singa yang masih terlelap di dalam gua
Aku menunggumu di arena yang tersudut, terasing dan terisolasi

Raunganmu yang akan membuat kami tegak berdiri,
Bagaikan lilin yang rela mati untuk menerangi

Lumajang, Januari 2013

Minggu, 17 Maret 2013

BBM


   BBM (Benar-Benar Mengsle) 
Oleh: Bramastyo Dhieka Anugerah
 HMJ Sastra Jerman UM
               
              Minggu pagi yang sedikit mendung membangunkanku yang masih lesu. Aku menatap jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 12 siang. Aku berjalan menuju gazebo E6 FS UM untuk memenuhi janjiku bertemu  dengan kakak tingkat jurusan sastra Jerman angkatan 2009 namanya (Al Fataa: nama disamarkan) anak UKMP yang malang melintang di kesusastraan Malang. Aku meminta bantuan Mas Al untuk mengkritik ketika aku membaca puisi. Entah mengapa aku ditunjuk untuk menampilkan musikalisasi puisi pada acara Pentas Kolaborasi yang merupakan program kerja HMJ Sastra Jerman. Karena aku jarang tampil dalam bidang seni ya aku harus latihan. Mas Al menilai jika suaraku cenderung nge-bass dan pembawaanku agak kalem (aku kalem ? nggak juga) yowes lanjut. Aku membaca puisi sesuai yang diinstruksikannya. Satu kali, dua kali, dan seterusnya sampai pada akhirnya Mas Al keprok2, menurutnya aku tergolong cepat dalam menjiwai sebuah puisi. Aku mengiyakan akan hal itu karena aku sendiri juga menaruh minat yang cukup besar terhadap segala bentuk karya sastra. Hanya saja aku lebih menyukai gerakan underground, aku tidak suka memunculkan namun aku lebih suka menampakkan. Untuk hal ini aku harus menampilkan mau tidak mau. Sejenak akupun istirahat karena Mas Al harus sholat, Ha ?? ayaene kwit sholat dhuhur. Jam 15.30 Mas Al mengajakku untuk mendiskusikan cerpen karya Intan Paramaditha dan cerpen iku horor jeh. Tak terusno cerita lainnya yang tidak horor, langsung ba'da maghrib aku diajak teman-teman Mas Al untuk masuk rumah hantu yang berada di gedung C1, kebetulan BEM FPPsi sedang Anniversary (Alle Zum Geburstag dulur). FPPsi yang merupakan fakultas baru di UM, jadi nggak ada HMJ alias langsung BEM. Setelah dari rumah hantu wong-wong langsung ngajak dinner.
           "Rek gak luwe a ?, jare Mas Al
           " Iyo ayo dinner, neng Pujas yo, samping.e MX."
           " Sepaket......
Kami berenam melangkah sampai tujuan menembus kegelapan (MIPA) sampai akhirnya sandal.e Mas Al pedot.
          " Adoh sandalku pedot rek yokpo iki."
          "Yowes Mas nyeker ae"
          "Iyowes, ambekne lek wes pedot kate diapakno."
Dan diapun nyeker sampai pujas, setelah selesai dinner. Wong-wong ngajak ke Gramedia Matos.
        "Dek, awakmu melua ning Gramed ?"
        "Smean yakin a Mas nyeker ning Matos"
        "Aku ngunu oke ae, sak karep lek aku"
        "Yo ayo budal."
            Dan ternyata Mas Al nekad ning Matos tanpa alas kaki, batinku aku ndak kenal wong iki L, Ketika memasuki Matos Mas Al tak tegur.
            “Mas smean gak kepingin tak rekam a ?? (rekamane engkok menyusul)
            “Iyo age rekamen.”
            Dan aku merekam sambil ngakak, pas digramedpun satpam.e yo mek memandang datar pas Mas Al nyeker, dan pas pulang Mas minta foto di pintu masuk toko buku gramed tanpa alas kaki. Dan kamipun melangkah menuju rumah. Setelah sampai depan Sasana Krida Mas Al teringat akan sesuatu di Pujas.
            “Dek, awakmu mau wes mbayar a ning pujas ?”
            “Lho iyo Mas, aku lali. Tak piker mau mbayar dadi siji, yowes Mas ayo dibayar saiki.”
Yah, itulah sepenggal ceritaku dari pagi hingga malam ini, untuk lebih jelasnya mene-mene tak dongengi tapi yang jelas aku akan cerita hal lain tentang sebuah perjuangan, penebusan dosa dan ketika ayah dan anak bercengkrama di warung kopi.

Bis Bald !!!

Jumat, 22 Februari 2013


PREPARE MAKE PERFECT
Oleh: Bramastyo Dhieka Anugerah
HMJ Sastra Jerman UM
          Komunikasi merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh manusia. Manusia sebagai makhluk social tentunya sudah sangat familiar dengan istilah komunikasi, hanya saja kepada siapa kita berkomunikasi. Kebanyakan seseorang kurang berani untuk tampil di depan umum atau lebih tepatnya public speaking. Apapun yang sudah dipersiapkan pasti hasilnya akan jauh berbeda jika sudah tampil didepan umum. Banyak faktor yang menjadi penghalang seseorang untuk tampil all out sehingga ia mampu untuk tampil maksimal di depan audience.
            Pertama, ubah mindset jika saya maju nanti saya ditertawakan, nanti penampilan saya jelek, nanti saya dicemooh dan lain sebagainya. Nah, disini semua kata nanti harus kita ubah menjadi pasti, artinya yang namanya tampil di depan umum pertama kali pasti ditertawakan, pasti jelek, dan pasti dicemooh. Dengan kita menanamkan kata pasti, ketika tampil sudah lega dan tanpa beban sehingga segala kemampuan bisa ditampilkan dengan optimal. Berani dulu yang pasti.
            Kedua, jangan terlalu banyak berpikir. Lakukan saja, artinya setelah teori langsung praktik. Seperti halnya saat kita belajar berenang, setelah membaca buku atau makalah tentang berenang jika tidak dipraktikkan maka hasilnya adalah nol. Jadi setelah membaca teori langsung saja praktik berenang, dengan langsung praktik maka kita akan mengetahui dimana letak kesalahan kita. Kadangkala orang bisa bukan karena terbiasa, bisa jadi orang bisa karena dipaksa. Dengan contoh renang tadi dia dipaksa untuk praktik berenang, karena juara renang bukannya dia sekali praktik langsung menang, melainkan praktik yang dilakukan secara berulang-ulang. Berbeda jika faktor lingkungan. Misalnya disebuah kelas dimana semua mahasiswanya gemar bertanya, maka siapapun yang berada dikelas itu pasti akan terpancing untuk gemar bertanya juga.
            Ketiga, practice make perfect. Dengan banyak praktik kita akan mendapatkan pengalaman, dan pengalaman akan membuat kita menjadi sempurna. Kita dianjurkan untuk berbicara kepada tumbuhan ditengah-tengah banyak orang. Jika orang-orang disekitarnya mencemooh dan dia tetap cuek maka dia sukses untuk mengalahkan broke mental yang selama ini menjadi pengganjal. Namun ada yang lebih penting lagi daripada praktik. Yakni prepare make perfect, betapapun seringnya kita praktik jika persiapan ala kadarnya, jangan heran jika hasilnya juga ala kadarnya atau bahkan lebih parah. Misalkan kita akan menjadi pembicara dalam sebuah acara. Otomatis kita harus tahu terlebih dahulu kepada siapa materi yang akan kita sampaikan. Tidak mungkin kita menyampaikan dengan memasukkan unsur cerita Naruto jika audience berusia enam puluh tahun keatas, jika audience seperti ini lebih suka pembicara yang tidak terlalu banyak bergerak. Kita dianjurkan banyak bergerak ketika mengisi acara anak-anak, mereka sangat suka dengan pembicara yang aktif dan senantiasa bergerak sampai akhir acara. Demikianlah hal-hal yang membuat kita senantiasa mau untuk belajar, belajar berkomunikasi merupakan sebuah hal yang membuat kita dituntut untuk mengetahui karakter lawan bicara kita secara umum. Sehingga komunikasi berikutnya akan terjalin dengan sendirinya.

PREPARE MAKE PERFECT
          Komunikasi merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh manusia. Manusia sebagai makhluk social tentunya sudah sangat familiar dengan istilah komunikasi, hanya saja kepada siapa kita berkomunikasi. Kebanyakan seseorang kurang berani untuk tampil di depan umum atau lebih tepatnya public speaking. Apapun yang sudah dipersiapkan pasti hasilnya akan jauh berbeda jika sudah tampil didepan umum. Banyak faktor yang menjadi penghalang seseorang untuk tampil all out sehingga ia mampu untuk tampil maksimal di depan audience.
            Pertama, ubah mindset jika saya maju nanti saya ditertawakan, nanti penampilan saya jelek, nanti saya dicemooh dan lain sebagainya. Nah, disini semua kata nanti harus kita ubah menjadi pasti, artinya yang namanya tampil di depan umum pertama kali pasti ditertawakan, pasti jelek, dan pasti dicemooh. Dengan kita menanamkan kata pasti, ketika tampil sudah lega dan tanpa beban sehingga segala kemampuan bisa ditampilkan dengan optimal. Berani dulu yang pasti.
            Kedua, jangan terlalu banyak berpikir. Lakukan saja, artinya setelah teori langsung praktik. Seperti halnya saat kita belajar berenang, setelah membaca buku atau makalah tentang berenang jika tidak dipraktikkan maka hasilnya adalah nol. Jadi setelah membaca teori langsung saja praktik berenang, dengan langsung praktik maka kita akan mengetahui dimana letak kesalahan kita. Kadangkala orang bisa bukan karena terbiasa, bisa jadi orang bisa karena dipaksa. Dengan contoh renang tadi dia dipaksa untuk praktik berenang, karena juara renang bukannya dia sekali praktik langsung menang, melainkan praktik yang dilakukan secara berulang-ulang. Berbeda jika faktor lingkungan. Misalnya disebuah kelas dimana semua mahasiswanya gemar bertanya, maka siapapun yang berada dikelas itu pasti akan terpancing untuk gemar bertanya juga.
            Ketiga, practice make perfect. Dengan banyak praktik kita akan mendapatkan pengalaman, dan pengalaman akan membuat kita menjadi sempurna. Kita dianjurkan untuk berbicara kepada tumbuhan ditengah-tengah banyak orang. Jika orang-orang disekitarnya mencemooh dan dia tetap cuek maka dia sukses untuk mengalahkan broke mental yang selama ini menjadi pengganjal. Namun ada yang lebih penting lagi daripada praktik. Yakni prepare make perfect, betapapun seringnya kita praktik jika persiapan ala kadarnya, jangan heran jika hasilnya juga ala kadarnya atau bahkan lebih parah. Misalkan kita akan menjadi pembicara dalam sebuah acara. Otomatis kita harus tahu terlebih dahulu kepada siapa materi yang akan kita sampaikan. Tidak mungkin kita menyampaikan dengan memasukkan unsur cerita Naruto jika audience berusia enam puluh tahun keatas, jika audience seperti ini lebih suka pembicara yang tidak terlalu banyak bergerak. Kita dianjurkan banyak bergerak ketika mengisi acara anak-anak, mereka sangat suka dengan pembicara yang aktif dan senantiasa bergerak sampai akhir acara. Demikianlah hal-hal yang membuat kita senantiasa mau untuk belajar, belajar berkomunikasi merupakan sebuah hal yang membuat kita dituntut untuk mengetahui karakter lawan bicara kita secara umum. Sehingga komunikasi berikutnya akan terjalin dengan sendirinya.